Lama saya tidak menulis di blog ini. Sengaja saya tidak
sesering dahulu dalam menulis. Sebulan ini saya habiskan untuk mengenal diri
sendiri. Mengurangi kegiatan online. Media sosial maupun blog. Sepertinya badan
dan jiwa saya butuh penyegaran.
Bulan Januari. Saya habiskan dengan banyak membaca buku.
Mulai dari novel, biografi, sejarah, dan lebih banyak lagi tentang bisnis. Sebulan
ini, saya habiskan pula dengan menonton banyak video. Terutama video
pengembangan diri dari channel TED.
Dari beberapa buku dan video yang saya baca maupun saya
lihat, ada satu hal yang saya pelajari. Tentang memilih serta merancang hidup.
Merancang hidup sesuai dengan mimpi. Saya juga belajar tentang kegagalan.
Memilih dan Merancang hidup
Semua orang hidup hanya sekali. Begitu pula saya. Akan
menjadi apa saya, seharusnya saya lah yang menentukan. Karena ini hidup saya.
Bukan hidup orang lain. Saya sangat tertarik dengan video dari Nigel Marsh dalam
talk nya di channel TED. Dia berkata
“If you don’t design your life, someone will design it for you”
Sebuah quote yang mungkin hampir sebagian orang tahu dan
paham. Namun, apakah bisa semudah itu melakukanya?
Saya sendiri takut dengan hidup saya. Dan saya ingin saya
bisa merancang hidup saya sendiri. Artinya, saya bebas melakukan apapun. Sesuai
apa keinginan saya. Melakukan apa yang saya suka.
Melakukan apa yang saya suka
Lalu, saya mencari. Apa saja sih yang saya sukai? Dalam hal
apa yang membuat saya merasa senang ketika melakukanya? Bahkan saya rela
melakukanya jam demi jam tanpa terasa saking asyiknya.
Well, saya sangat suka membaca buku, menulis, berdiskusi,
mengembangkan diri, menyampaikan ide, melakukan dan menikmati seni, menciptakan
sesuatu yang keren, dan bermimpi. Oiya saya juga suka olahraga macam basket dan
badminton.
Lalu apakah kesukaan saya itu bisa menjamin hidup saya?
Bagaimana cara mendesainya?
Apakah saya berani untuk mendesainya?
Merancang hidup sesuai mimpi
Sebulan ini, saya kebanyakan bermimpi. Mencoba mempraktekan
apa yang dikatakan Ir. Soekarno:
“Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di awan-awan”
Oiyeah, saya punya mimpi setinggi langit, hanya bermimpi
saja, apa susahnya?
Mimpi saya, saya ingin menjadi filantropi. Mendirikan
yayasan dan memberikan manfaat yang sangat banyak di bidang Pendidikan,
Kesenian dan Kemanusiaan. Saya juga mempunyai mimpi, ingin membangun 1000
masjid di Indonesia ini. Membiayai 1000 pelajar di Indonesia. Membantu 1000
seniman untuk dapat berkarya. Memberikan lapangan pekerjaan untuk 1000 difabel
di Indonesia. Mimpi yang tinggi bukan? Sangat tinggi malah. Mungkin jika saya
bisa bertemu Pak Soekarno saya akan menjabat tanganya dan bilang, Pak, saya
sudah melakukan apa yang Bapak Katakan.
Mimpi yang besar. Mimpi yang menakutkan. Jujur saya takut
dengan mimpi saya itu. Apakah bisa? Bagaimana caranya?
Bahkan saya pernah membiacarakan tentang target-target mimpi
saya dengan menggunakan angka-angka. Saya hitung selama lima tahun. Dan coba
saya perlihatkan pada teman saya. Dan dia berkata,
“jangan terlalu mikir yang besar-besar, pikirkan dan lakukan saja yang kecil-kecil dulu”
Saya jadi bingung sendiri. Pak Karno bilang, saya harus
mikir yang besar. Bermimpi yang tinggi. Tapi teman bilang, pikirkan yang
kecil-kecil dulu. Mana yang benar??
Hidup memang aneh.
Oiya, ternyata ada satu pesan lagi dari Pak Karno tentang
mimpi. Jadi memang kita bisa bermimpi tinggi. Tapi ada kalanya kita akan jatuh.
Alias gagal.
Sejauh mana saya akan gagal? Sejauh mana saya kuat
menghadapi kegagalan?
Robert Kiyosaki bilang:
“Kesuksesan bukanlah guru yang baik. Kegagalan lah yang merupakan guru yang baik”
Einstein bilang:
“Jika kamu tidak pernah gagal, maka kamu tidak pernah mencoba sesuatu yang baru”
Beberapa hari ini, saya mendapatkan beberapa kegagalan.
Sedih sekali rasanya. Tidak hanya saya, teman saya juga ada yang gagal. Dan
berimbas pada kegagalan diri saya. Ternyata, bukan saya sendiri yang gagal.
Beberapa hari ini pula, saya sering berdiskusi dengan teman.
Tentang kegagalan. Tentang kemauan untuk mencapai mimpi. Namun gagal. Rasanya sedih
sekali. Saya dengar banyak “kegagalan” dari teman-teman yang bercerita pada
saya. Gagal dapat kerja lah. Gagal meyakinkan orang tua untuk bisnis lah. Gagal
membuat sebuah event besar lah. Gagal lagi. Gagal lagi.
Sepertinya, apa yang dikatakan oleh Robert Kiyosaki dan
Einstein sangatlah muda. Namun, kegagalan itu menyakitkan. Siapa sih yang ingin
gagal?
Saya tidak habis pikir dengan orang-orang gila seperti JK
Rowling (gagal 12 kali), Walt Disney (gagal 300 kali), Colonel Sanders (Gagal
1000 kali), dan orang gila macam Thomas Alva Edison (Gagal 10000 kali).
Kenapa mereka bisa begitu kuatnya menahan kegagalan?
Lagi-lagi hidup memang aneh.
Bahkan Rasullulah pun pernah gagal ketika berdakwah di
Mekah.
Hidup memang aneh.
Keep writing dude~
ReplyDeleteThank you very much Fanni :))
Delete