Saturday, March 29, 2014

Life is Always a Choice



Pagi tadi terjadi percakapan antara saya dengan teman:

Saya    : "Hidup itu selalu milih ya.. iya ga sih?"
Temen : "Yaiyalah.."
Saya    : "Tapi pernah ga sih salah pilih? trus kalo salah pilih itu bisa ngaruh ke depan2nya ga ya?"
Temen : "Ya pasti lah, pasti pernah salah pilih. Tapi intinya kita ga boleh menyesalinya"

Ya mungkin memang benar, hidup itu selalu dalam hal memilih. Setiap manusia dalam hidupnya pasti memilih jalannya masing-masing. Mau milih hidup jadi apa, milih hidup seperti apa, milih hidup dengan siapa, milih hidup karena apa, semuanya pilihan.

Dan disetiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Memilih bisa jadi gampang, bisa jadi susah. Konsekuensi dibalik pilihan juga bisa jadi gampang, bisa jadi susah. Semuanya tergantung diri kita sendiri menyikapinya seperti apa.


Pilihan.. contoh nyata dalam memilih mungkin seperti yang sedang saya alami. "Menjadi mahasiswa tingkat akhir". Dari sebuah frase "Menjadi mahasiswa tingkat akhir" itu saja sudah merupakan pilihan. Banyak sekali pilihan dibalik frase itu. Saya bisa dengan leluasa untuk memilih. Saya boleh milih "menjadi" atau "tidak menjadi", saya boleh milih jadi mahasiswa atau menjadi yang lain seperti entepreneur atau menjadi pengangguran, saya boleh milih jadi mahasiswa tingkat akhir (tinggal skripsi) atau jadi mahasiswa tingkat tanggung (masih kuliah, ngulang2).

Semuanya pilihan, dan pasti ada konsekuensinya. Saya sudah memilih menjadi mahasiswa tingkat akhir, saya menghadapi konsekuensinya. Konsekuensinya adalah skripsi. Skripsi pun juga pilihan, saya boleh rajin ngerjain skripsi boleh juga males2an. Jadi mahasiswa tingkat akhir juga pilihan untuk menentukan karier, memilih untuk bekerja atau berwirausaha. Memilih bekerja atau wirausaha juga pilihan, yang milih bekerja akan dihadapkan pada pilihan mau kerja dimana, seperti apa, bagaimana, wirausaha juga sama, mau bisnis apa, mulainya kapan, trus bagaimana.

Semuanya memilih..

Saya salah satu mahasiswa tingkat akhir yang memilih untuk bekerja, konsekuensinya? saya harus punya IP bagus, pengalaman organisasi bagus, prestasi bagus, skill bagus, dan lain lain. Tapi tetap saja semuanya adalah pilihan, bisa saja saya lebih pilih pengalaman dan skill bagus tapi IP dan prestasi biasa saja, atau milih IP bagus, prestasi bagus tapi skill dan pengalaman organisasi biasa saja. Semuanya ada konsekuensinya.

Yang paling penting adalah untuk tidak menyesali semua yang kita pilih. Selalu bersyukur dengan segala pilihan yang kita ambil. Kalau salah milih? Berusaha untuk melihat sisi positifnya, belajar untuk memperbaikinya, belajar dari kesalahan. Tapi itu juga pilihan.

Menurut saya, saya yakin dengan mindset positif, dimana jika saya yakin dengan apa yang saya pilih, seburuk apapun konsekuensinya, jika saya positif (bersyukur, berpikiran terbuka, belajar dari kesalahan dan introspeksi diri), saya yakin hasil akhir dari pilihan saya akan baik.

Walau mungkin saat ini pilihan yang kita ambil terlihat buruk, bisa jadi itu adalah pilihan yang sebenarnya baik untuk kita. Dan saya memilih untuk tetap selalu positif!

“Bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 216)

No comments:

Post a Comment