Friday, September 12, 2014

Phase 6,7%


Shapeless. Like water. You put water into a cup, it becomes the cup. Put it in a teapot, it becomes the teapot. Water can flow. Or creep or drip or crash. Be water, my friend
Bruce Lee 

Mahasiswa. Mahasiswa adalah tahap dimana seseorang bisa memilih hendak seperti apa. Ketika dalam tahap ini, seseorang dapat menentukan arah hidupnya sendiri.

Bagi saya, menjadi mahasiswa adalah menjadi diri sendiri. Tidak ada pihak manapun yang dapat mempengaruhi. Orang tua, saudara, dosen, teman tidak dapat menentukan apa yang menjadi pilihan seorang mahasiswa. Mahasiswa adalah going on my way.


Mungkin memang, mahasiswa mendapatkan inspirasi, nasihat, wejangan dari orang lain. Namun, tetap saja pilihan jatuh pada diri sendiri.

Menjadi mahasiswa dapat membuka pintu kemana saja. Mahasiswa bisa menjadi apa saja. Banyak cerita ketika seseorang berubah 360 derajat ketika menjadi mahasiswa. Karena memang, banyak orang bilang, mahasiswa adalah sarana untuk merubah pola pikir.

Merubah pola pikir. Belum tentu mahasiswa berubah menjadi positif (berkembang) bisa juga mahasiswa berubah menjadi negatif. Banyak saya temui beberapa teman yang ketika menjadi mahasiswa berubah menjadi sosok yang kuat, berprestasi, mantap dan penuh cita-cita tinggi. Namun juga ada beberapa teman yang ketika menjadi mahasiswa malah semakin buruk kelakuanya disebabkan pengaruh dari banyak pihak dan jauh dari orang tua.

Saya merasa menjadi mahasiswa adalah salah satu tahap hidup yang cukup aneh. Aneh rasanya, dalam masa kurun 4 sampai 5 tahun, seseorang bisa berkembang luar biasa. Banyak orang mengalami "turning point" ketika masih mahasiswa. Beruntunglah orang-orang tersebut. Mendapatkan cita-cita dan visi hidup semenjak menjadi mahasiswa.

6,7% adalah fase dimana seseorang dapat menjadi orang yang berbeda. Asumsi, seseorang menjalani kuliah 4 tahun, dan masa hidup adalah 60 tahun, maka fase dimana seseorang menjadi mahasiswa adalah sebesar 6,7% tahun dalam hidupnya.

6,7% fase hidup ini mungkin saja dapat merubah keseluruhan hidup seseorang.

Ketika saya bergabung dalam organisasi StudentsxCEOs, seringkali saya mensortir CV dari mahasiswa-mahasiswa yang hendak mengikuti kegiatan kami. CV memang tidak 100% menggambarkan kehidupan mahasiswa secara keseluruhan, namun dari CV sudah cukup dapat "mengintip" perjalanan kehidupan dari mahasiswa.

Dari beberapa CV tersebut, saya sedikit banyak mengerti tentang dinamika hidup mahasiswa. Ada yang dinamis, ada yang statis. Berdasarkan jumlah halamanya, sebagian besar CV adalah berjumlah 2 - 3 halaman, namun ada juga yang hanya 1 halaman, dan juga, ada pula yang sampai 7 halaman. (wow)

CV seorang mahasiswa, 1 halaman. Dari beberapa sumber yang saya baca memang menulis CV untuk fresh graduate cukup 1 halaman, terlebih ketika ingin melamar pekerjaan di perusahaan management consulting. It's oke jika yang ditampilkan dalam CV adalah pencapaian-pencapaian terbaik dari penulis CV. Tapi, yang saya dapatkan dari mahasiswa-dengan-CV-1-halaman adalah mahasiswa yang tidak memiliki pengalaman berarti dan lebih parahnya, mereka masih mencantumkan pengalaman sewaktu duduk di bangku SMA.

Tidak masalah jika mahasiswa tersebut adalah mahasiswa tahun pertama yang masih "bau2 anak SMA" tapi beberapa kali saya temukan, mereka yang menulis CV 1 halaman adalah mahasiswa-mahasiswa tahun ke-3 dan ke-4. Saya tidak tahu mengapa ini bisa terjadi. apakah waktu 3 hingga 4 tahun tidak cukup untuk berkembang dan melakukan hal-hal yang dapat "memperindah CV"??

Bayangkan, mahasiswa tahun ke-3 masih menulis "Pasukan Pengibar Bendera Kabupaten saat masih SMA, Olimpiade Sains Matematika Pelajar SMA" pada bagian "achievements". Atau masih menulis "Ketua KIR SMA, Ketua OSIS SMA, Ketua Pramuka SMA" pada bagian "Leadership Experience".
Atau lebih parahnya lagi malah tidak punya achievement, atau pengalaman apapun ketika menjadi mahasiswa.

Namun, ada pula segelintir mahasiswa yang menulis resume CV nya sebanyak 5 sampai 7 halaman, dengan berderet-deret prestasi nasional maupun internasional, pengalaman kerja, pengalaman organisasi, pengalaman leadership, pengalaman menjadi volunteer, dan lain lain.

Saya sempat iseng melihat template CV mahasiswa berprestasi UGM. Dan ternyata banyak sekali hal-hal yang harus ditulis untuk dapat lolos seleksi berkas, seperti pengalaman kegiatan organisasi intra dan ekstra kampus, kepanitiaan intra dan ekstra kampus, kejuaraan kegiatan ilmiah intra dan ekstra kampus, penelitian mahasiswa intra dan ekstra kampus, penyaji makalah kegiatan ilmiah intra dan ekstra kampus, moderator kegiatan ilmiah intra dan ekstra kampus, peserta seminar ilmiah dan ekstra kampus, pengabdian masyarakat intra dan ekstra kampus, pengalaman kerja, peserta pelatihan intra dan ekstra kampus, prestasi bidang penalaran, minat, bakat intra dan ekstra kampus. See, begitu banyak hal-hal yang dinilai pada template CV tersebut, tapi nyatanya tiap tahun ada saja mahasiswa berprestasi yang tercetak dari program tersebut.

Padahal, kita sama-sama memiliki waktu yang sama, memiliki kesempatan yang sama, bahkan kuliah di kampus yang sama, di angkatan yang sama, fakultas yang sama, jurusan yang sama dan mungkin pula dalam satu kelas yang sama. Kenapa bisa ada mahasiswa yang berkembang pesat dan berprestasi, ada pula mahasiswa yang tidak. Ada mahasiswa yang dapat mengisi poin-poin template CV mapres tersebut, ada pula mahasiswa yang bahkan menulis CV 1 lembar saja kesulitan.

 Memang seperti yang saya katakan di atas, bahwa CV hanyalah salah satu cara untuk dapat "mengintip" perjalanan hidup seorang mahasiswa. Terlepas dari tata cara menulis CV yang baik untuk melamar pekerjaan, namun menurut saya CV dengan 7 halaman masih membuat saya takjub dibandingkan CV yang hanya 1 halaman.

Saya takjub, heran, dan merasa aneh, bagaimana bisa seorang mahasiswa benar-benar bisa berkembang sedemikian hebatnya hingga dapat menulis resume berlembar-lembar seperti itu.

Coba saja tuliskan beberapa pengalaman hidup dan pencapaian Anda ketika masih menjadi mahasiswa dalam sebuah CV, bisakah Anda menulis hingga 5-7 halaman? Saya juga mengaku kesulitan. Tapi nyatanya ada pula mahasiswa yang bisa melakukan hal itu.

Aneh bukan?

Hanya dengan 6,7% fase hidupnya, seseorang bisa dengan pesat berkembang dari yang awalnya nol menjadi seseorang dengan pengalaman dan pencapaian luar biasa.

So, apakah kita akan melewatkan 6,7% hidup kita hanya dengan 1 lembar pengalaman hidup??

No comments:

Post a Comment