Saturday, April 26, 2014

Initiative


"Mas, bener teorimu. Aku ketemu orang kayak gitu! Anyel tenan!"

Dalam sebuah sore, teman saya berkata demikian. Ternyata dia sedang membicarakan tentang orang yang kurang pengalaman organisasi. Beberapa waktu yang lalu saya pernah bercerita padanya bahwa suatu ketika nanti ada masanya kamu akan bertemu dengan mahasiswa yang belum pernah beroganisasi dan benar-benar ga punya inisiatif, kurang peka dan kurang bertanggung jawab.

Teman saya itu baru saja bertemu dengan mahasiswa seperti itu. Mahasiswa dari universitas wahid yang pastinya orang tersebut pintar, namun sikapnya sangat kurang. Saya akhir-akhir ini sering mendapatkan situasi tersebut, bekerjasama dengan mahasiswa yang kurang pengalaman organisasi. Memang terkadang pusing sendiri menghadapi tipe mahasiswa seperti ini, saya sampai sekarang pun masih belajar untuk menghadapi situasi tersebut, cara mengatasinya saya masih belum tahu yang terbaik itu seperti apa.

Pengamatan saya, mahasiswa yang kurang pengalaman organisasi itu cenderung kurang peka, mereka sebenarnya tahu namun kurang peka. Terkadang mereka tahu, namun bingung harus berbuat apa, ujung-ujungnya tidak berbuat apa-apa. Lalu mereka biasanya hanya menunggu disuruh, mengerjakan sesuai apa yang disuruh, tanpa ada added value alias standard, yang penting kewajiban gugur. Lalu biasanya kurang inisiatif, lebih banyak menunggu, sebenarnya mereka tahu namun tidak mau melakukan inisiatif, kenapa? karena malas bertanggung jawab dengan idenya, malas repot, malas kerja. Nah biasanya juga, mahasiswa model seperti ini ego nya besar sekali, tidak tahu situasi, cuman mikirin diri sendiri, biasanya prinsipnya "yang penting saya nyaman, yang penting saya aman". Sifat-sifat tersebut muncul karena mereka jarang mengemban tanggung jawab lebih, hidupnya kurang dinamis, kurang kritis, selalu di zona nyaman masing-masing, jarang diajak kerja keras, jarang diajak kerja cepat, jarang menghadapi masalah yang merupakan masalah orang banyak, masalah yang dihadapi hanyalah masalah pribadi.

Mahasiswa seperti ini ternyata banyak, mereka bukanya bodoh, mereka pintar, pandai, malah saya pernah bertemu dengan mahasiswa cumlaude dengan IPK 3,7 namun attitude nya jauh dari baik. 

Mungkin memang seperti ini fenomena mahasiswa jaman sekarang, banyak sekali mahasiswa pandai, namun buruk kelakuanya.

Handry Satriago berkata dalam sebuah sharing beberapa waktu lalu
"Dalam karier, bukan cumlaude yang dicari. Namun Ide, Gagasan, Inisiatif dan kemampuan untuk mempertanggung jawabkan ide tersebut"
Saya sangat setuju sekali dalam hal ini. Bahkan beliau berkata
"Pengen promosi? Ide! Percaya atau tidak, ada orang di promosikan hanya karena fax!" 
Beliau bercerita bahwa suatu ketika ada seseorang yang naik jabatan hanya karena orang tersebut memberikan ide pemaksimalan penggunaan kertas fax. Biasanya orang-orang kantor menggunakan dua kertas fax yang berbeda untuk menjawab sebuah fax, ide dari orang tersebut, jawab saja di space kosong pada kertas fax yang sama, lalu kirim balik ke pengirimnya. Sehingga kertas fax dapat dihemat secara maksimal. Memang terlihat simple, namun penghematan akan selalu menguntungkan bagi perusahaan terlebih perusahaan besar yang perputaran uangnya besar.

Untuk menciptakan ide, dibutuhkan inisiatif yang tinggi. Tidak mungkin muncul ide jika tidak peka. Boro-boro ngasih Ide, kepikiran saja tidak.

Saya berpendapat bahwa inisiatif, ide, dll itu lebih baik dilatih dari sekarang. Selagi masih mahasiswa, lebih baik mengasah skill tersebut, terlebih ke depan persaingan akan semakin tinggi. Persaingan dalam hal apapun, dalam karier maupun bisnis sama saja. Dibutuhkan orang-orang yang memiliki inisiatif tinggi dan ide-ide segar, karena yang biasa-biasa saja tidak cukup, perlu suatu yang unik untuk bisa survive.

Dimana kita bisa mengasah skill tersebut?

Salah satunya lewat organisasi. Melalui organisasi kita akan terbiasa melakukan tugas lebih, mengemban amanah lebih, bertanggung jawab lebih. Dalam organisasi kita akan menemui situasi yang tidak kita inginkan, masalah, tantangan, bukan hanya untuk diri sendiri namun untuk orang banyak, masalah tersebut yang akan menumbuhkan cara berpikir kritis, inisiatif, hingga akhirnya muncul ide-ide, tidak berhenti sampai situ saja, proses akan berlangsung hingga kita melaksanakan ide tersebut dan bertanggung jawab dengan ide tersebut. Secara ideal organisasi menawarkan hal tersebut, namun tetap saja kembali pada individunya. Banyak juga anggota organisasi yang hanya ikut-ikut saja (doers) dan tidak mau sumbang ide, jika sudah demikian maka yang rugi adalah orang itu sendiri.

Mumpung masih mahasiswa, ketika salah masih dalam skala yang kecil. Seharusnya peluang tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh para mahasiswa.

Lagipula inisiatif itu adalah hal yang positif, tidak akan ada ruginya untuk melatih skill tersebut. Saya yakin pasti akan berguna suatu hari nanti. Mungkin tidak dalam waktu dekat, namun mungkin 5 atau 10 tahun kemudian pasti akan terasa manfaatnya.

Untuk belajar inisiatif, banyak sekali tokoh-tokoh Indonesia yang bisa kita teladani, seperti Habibie dengan pesawatnya, Dahlan Iskan dengan mobil listriknya, Ibu Risma dengan penutupan Dolly sampai Anies Baswedan dengan program Turun Tangan dan Indonesia Mengajar

"Masalah di negeri ini terjadi bukan karena banyak orang jahat, tapi orang baik yang memilih diam dan mendiamkan" - Anies Baswedan      

2 comments:

  1. such a very great post Mas Reza!
    hal yang sering dibicarakan dan simpe (harus ikut organisasi) tapi masih banyak yg blm melakukan.
    akhir quotenya bagus Mas Reza, jangan memilih untuk diam :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you mas Syarief,
      senang sekali, komentar pertama di blog saya! hahaaa

      Semoga tulisan saya bermanfaat, dan semoga tidak kapok berkunjung ke blog ini.

      Mohon kritik dan saran membangungnya :)

      Salam,

      Delete